ketika ucap bibir dimaknai sebagai menuduh, menghakimi dan juga mengancam maka biarkan jari jari yang menggantikannya

murka

10 Maret 2010

ku pecah batu kerinduan ini

ku pecah,ku hancurkan dengan palu godam kekecawaan...

ku pecah batu yang sejatinya [sangat] ingin kupelihara menjadi semacam prasasti.
tapi aku tak lagi peduli

ku pecah batu ini,menjadi koral koral kebencian

ku pecah ku campur dengan pasir dendam kesumat

ku pecah ku aduk bersama semen dan air kemurkaan

tak perlu kau pertanyakan untuk membuat apa itu semua

tak perlu kau bicara moral,karena guru moralmu aku tak yakin juga bermoral

kelak,lihat apa yang kubuat

tak perlu juga kau kembali bertanya
tentang kenapa itu kenapa ini

aku muak dengan kau,dengan siapa pun
karena kini juga aku bukan siapa siapa...





-insom parah,...

0 comments:

Posting Komentar

silahkan cuih disini: