ketika ucap bibir dimaknai sebagai menuduh, menghakimi dan juga mengancam maka biarkan jari jari yang menggantikannya

rindu purworejo,rindu cokroyasan

29 Maret 2010

dering lagu mimpi.mp3,milik anggun berbunyi menjelang maghrib.kuamati sebentar pemanggil diujung sana....oh aris ponakanku di kampung rupanya...

tak ada khabar istimewa,hanya pemberitahuan standar tentang keadaan simbok bapak yang alhamdullilah masih di beri kesehatan.setelah 3 menitan berbicara dengan ponakan,sebuah gending swaraloka terdengar jugak.suara laksana pembunuh rinduku slama ini.simbok meneleponku.

ahhh,rinduku membuncah ketika simbok menanyakan kabar dan kesehatan raihan jagoanku.
cokroyasan panen nang,muliho yen pengen beras...simbok terkekeh.
aku hanya menahan ketawa kecil.ya ntar mbok aku pulang ...

rumah gedhek,paling jelek sedesaku itu adalah rumah simbok bapakku.rumah dengan sejuta kebahagiaan meski beribu ribu kekurangan akrab dengan kami.tapi kami betah,laksana surga ...

mbah wir,begitu para tetanggaku memanggil bapakku.seorang lakilaki yang kini usianya telah berkepala hampir 7.agak bongkok,dengan rambut yang telah putih.seorang bapak yang begitu tangguh membawa perahu keluarganya menghadapi badai permasalahan hidup yang begitu komplek.tak pernah mengeluh,pantang menyerah.
seorang bapak yang gaul terhadap anak anaknya.tak pernah bersikap sok wibawa apalagi otoriter.

dikeluarga kami,hubungan anak dan bapak memang layaknya hubungan seorang teman.tak ada ewuh pakewuh,hormat formal atau sederet penghormatan takzim.kami terbiasa ngobrol bareng,dengan posisi duduk jegang.membicarakan apapun.sesekali juga berdebat.
bapak juga tak pernah marah ketika teh manis yang dibuatkan simbok,tinggal separo gelas karena keduluan diserobot anak anaknya.bapak hanya akan misuh misuh kecil yang tampak lucu malah bagi anak anaknya.dia akan memanggil simbok untuk menambahkan air kedalam gelasnya.meminumnya dengan ikhlas tanpa merasa tidak dihargai.misuh misuh bapak,karena kami sering minum tehnya sampai hampir tandas.hahahaha

ketika lebaran tiba,tak ada tuh acara sungkem sungkeman.apalagi sampai meminum air bekas membasuh tapak kaki orang tua.welah,klo sampai terjadi bisa demo rame rame anak anak simbok bapak.

simbok,seorang wanita yang tampak lebih tua dari bapakku itu adalah ibu terbaik sedunia.(smua jg gitu kalee).penuh perhitungan dan terkadang bawel minta ampun.mempunyai kehandalan dalam memasak sayur apapun dengan bumbu minim dan kadang asal,karena tak adanya stok bumbu dapur.tak pernah meminta uang dari anak anaknya.ketika lebaran pun,saat anaknya tertidur pulas(trutama aku),dia akan mengecek dompet anakanaknya.sekedar melihat dan akan nyangoni ketika kami(aku paling sering) berangkat.tak ada sembah sungkem ketika kami harus berangkat merantau.aku malah sering bercanda dengan melambaikan tangan ala kopral hormat kepada sersan.simbok hanya berkaca kaca meski masih sempat guyon kirim simbok wesel yak!huuuuu

kini,setelah aku mempunyai jagoan dan hanya pulang max 2x setahun,aku merasakan rindu yang lain.rindu dengan tingkat luarbiasa dan berlevel top.

hai simbok bapak,mau wesel?sudah ga jaman wesel mbok!!.jamannya transfer sekarang.ini nomer rekeningku.kan simbok habis panen.hehehe


-sujud rindu buat bapak simbok

4 comments:

meika sari mengatakan...

jahhhhh
jadi inget mbak simak-mbah kakekku
sayang mereka udah gada. salam untuk mereka, ya, pak, :D

dewa adzima mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
dewa adzima mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
dewa adzima mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Posting Komentar

silahkan cuih disini: