berlari untuk kembali

30 Januari 2010

ah malam memang terasa begitu lama untuk mata yang dipaksa terjaga karena suatu aturan dan tuntutan.

pun begitu singkat untuk yang menikmatinya...

dicelah waktumu yang mahasempit,peluang tulisan ini terbaca juga sama kecilnya.
apalagi setumpuk urusan penting nan urgen berderet deret untuk diselesaikan.
tapi semua itu sih tak membuatku berpikir dua kali,apalagi sampai ribuan kali untuk mencegah jari jariku menari menekan karakter demi karakter merangkai kata yang sama sekali mungkin tak bermakna...

tapi biarlah,jariku memang tak pernah kuasa menolak perintah hati dan otak berkarat ini, menyalurkan letup letup kecil perasaanku,menggetarkan hatiku meski hanya getaran gempa berukuran tremor tremor mini.
kata demi kata,yang telah menemukan jawab atas pertanyaannya sendiri.

dan hari yang terlalu masih sangat dini ini,aku memang membebaskan imajinasiku untuk bermain sebebas bebasnya. bermain menemui sahabat lamanya yang terlanjur membuat kan cerita indah.

ahh...mentari memang masih terlalu sombong untuk sekedar menggeliat memamerkan cahaya tubuhnya. tapi tak kan lama lagi...
ketika bumi bernama jogjakarta, tersapu sedikit sinar mentari itu, aku cuma berharap akan ada yang berlari 2 atau 3 meter menyongsongnya.berhenti sebentar untuk merangkulnya, mengecup hangat bibirnya dan selanjutnya benar benar berlari melintas jalan rata yang terkadang berbatu...
ketika langkah kaki telah terasa ngilu,dan ubun ubun serasa mengeluarkan asap,berteduhlah barang 30-59 menit di rumah paling mulia dimuka bumi.
dinginkan dengan air suci dan basuh wajahmu dari kotoran yang menempel...

berlarilah kembali,terserah mau lebih cepat atau stabil saja. kuharap kembali,jalan pulang itu tidak membingungkanmu apalagi menyesatkanmu.

jangan ah... karena apa? karena sang mentari telah menunggumu tidur bersama di peraduan bernama senja yang kembali memakai nama abadinya ' malam'.