ketika ucap bibir dimaknai sebagai menuduh, menghakimi dan juga mengancam maka biarkan jari jari yang menggantikannya

aku hanya bendungan rapuh

28 Januari 2010

jangan pernah merasa menjadi orang paling setia,jikalau belum mendapat godaan,..

ungkapan inilah yang aku resapi dalam 3 minggu ini.
entah ini hanya sebagai pembenaran atas perasaanku atau malah salah satu bentuk pertahanan kesetiaanku.

semenjak menjalani hubungan dengan pasangan yang akhirnya menjadi istriku kini,aku memang senantiasa menempatkan diriku sebagai bendungan air.
ketika air yang mengalir hanya aliran kecil aku bisa menyesuaikan dengan menutup seluruh pintu dam agar air bisa terbendung secara maksimal dan mampu mengalir ke kanal kanal cinta.
tetapi ketika air bah yang begitu besar datang menerjang,dengan suka rela aku membuka pintu dam hatiku.membiarkan air itu menerobos masuk melewati pintu hati.aku tak pernah mampu atau berani untuk membendungnya.
struktur bendunganku memang labil kalau tidak mau dikatakan rapuh.tapi semua trik itulah yang bisa membuat aku menjalin suatu hubungan sampai di atas 7 tahun.aku selalu berprinsip untuk menjaga keutuhan bendungan itu,daripada harus sok sok membendungnya tapi akhirnya akan menjebol bendungan secara keseluruhan.
air bah yang datang menerjang,aku analogikan telah terjadi hujan lebat.aku tak bisa melarang agar hujan tak turun dengan deras.

bagaimanapun keutuhan bendungan akan lebih bermanfaat dari pada menutup pintu air hanya untuk menunjukkan bahwa bendungan itu kuat(sementara).

kalau mengambil tumbuh tumbuhan sebagai perumpamaan kesetiaan,aku lebih suka filosofi bambu.setinggi apapun bambu,bila tertiup angin ia akan lentur mengikutinya.
oops.,.bukan berarti bambu lemah!
lihatlah,dengan akar yang hanya jenis serabut pun bambu akan sangat sulit tumbang.
bandingkan dengan pohon mahoni yang tampak begitu tegar,tapi karena sok perkasa dia justru sering tumbang hanya karena angin yang bagi bambu laksana kipas pelepas gerah.

0 comments:

Posting Komentar

silahkan cuih disini: