ketika ucap bibir dimaknai sebagai menuduh, menghakimi dan juga mengancam maka biarkan jari jari yang menggantikannya

resahku tentangmu

13 Februari 2010

saya
masih
terbilang
muda saat
memutuskan
berumah
tangga,
dan
dipercaya
tuhan
untuk
mengasuh,
mendidik,
membesarkan
mahluk-
nya
sebagai
anak saya.
seberapa
pun
yakinnya
saya atas
kemampuan
saya
untuk
menjadi
suami,
menjadi
ayah,
terselip
juga satu
kekhawatiran:
mampu
kah saya?
tentang
menjadi
suami,
saya yakin
istri saya
mau dan
bisa
mengerti
kekurangan-
kekurangan
saya.
begitu
juga saya.
dan kami
akan
sama-
sama
berusaha
menjadi
yang
terbaik
bagi
pasangan,
sejalan
dengan
proses
hidup
yang kami
jalani.
tetapi
menjadi
orang tua,
adalah
satu
pertanyaan
besar
yang saya
samasekali
buta
tentangnya.
kalaupun
ada yg
saya
jadikan
pegangan,
hanya
kenangan
bagaimana
orang tua
saya
mendidik
saya,
mencoba
merangkum
dan
mempraktekkannya.
literatur
yg saya
baca pun
belum
memberi
keyakinan
pada saya
tentang
bagaimana
menjalankan
peran
sebagai
bapak.
saya tahu,
sejalan
dengan
prosesnya,
saya bisa
belajar
menjadi
bapak.
tetapi
sebagai
orang
tua,yg
adalah
satu-
satunya
pihak yg
bertanggungjawab
atas,
paling
tidak,
mental
dan
kepribadian
anak, mau
tidak mau
saya
harus
siap. dan
lagi soal
keyakinan,
yg mana
sebagai
laki-laki
akan
diminta
pertanggungjawaban
saya
kelak, apa
yg saya
ajarkan
pada anak
saya.
sementara
sampai
kini
pengetahuan
saya
tentang
ajaran
agama
saya amat
sangat
minim..
ah, sekar..
di depan
mu saya
tak ingin
terlihat
gamang
menjadi
bapak.
saya ingin
menjadi
figur, yg
paling
tidak
sama
seperti
figur
bapak
saya bagi
saya.
bening
matamu,
tawamu,
memberiku
bahagia
dan juga
kecemasan,
akan jadi
seperti
apa kamu
kelak?
mampu
kah saya,
bapakmu,
mengantarmu
menjadi
manusia
sebagaimana
mestinya,
demi
hidupmu
dan
pertanggungjawabanku..


Postingan ini ditulis oleh salah seorang sahabat terbaik saya di facebook.
Sahabat yang diam diam aku jadikan 'guru' dalam belajar menjalani hidup.

-terima kasih atas tulisannya:
Agus 'pak guru'Murdiyanto

4 comments:

bu e pipibakpaw mengatakan...

gelemane ngopy to mas mending nge-teh.

nanang handoyo mengatakan...

Iyoik buguru.lha ak lagi resah tenan je.thanks wis nyasar

meika sari mengatakan...

nek agus bukan tak anggap guru. tapi tak anggap rival. soale, dulu, pas jaman smea, sy gak suka kalo anak cowok itu pinter. anak cowok di smea harus bodoh. soale tanpa pinter pun mereka uda jadi idola cewek2 krn minoritasnya. sdg agus terlalu pinter, saya benci mengakuinya, meski diam2 salut juga.

nanang handoyo mengatakan...

Meka:asem ki komentarmu.beruntung aku ga seangkatan dirimu.kalo bareng aku bakal jadi kawanmu.lha aku bodoh plus ga diidolain cewek cewek je...
-sebuah perjalanan,siap buat ak copas -

Posting Komentar

silahkan cuih disini: