ketika ucap bibir dimaknai sebagai menuduh, menghakimi dan juga mengancam maka biarkan jari jari yang menggantikannya

tak ada judul

24 Februari 2010

aku tidak tahu,perasaanku ini disebut marah,kecewa,emosi,cuek,biasa saja atau malah senang...

adalah dua hari yang lalu,semuanya itu terjadi.tanpa ada sebab yang jelas,alasan yang pasti aku 'bentrok' dengan salah satu sahabat terbaiku di dunia maya.sahabat lawas yang begitu berarti sebenarnya.
kini,aku sendiri pun tak lagi bisa mendefinisikan arti kata 'sahabat' yang sebelumnya kami pahami sebagai kenyamanan,tak ada kata maaf,karena sahabat hanya mengerti kata terima kasih.

Ugghh,sungguh mahal ternyata harga sebuah kejujuran dalam balutan canda itu.

Begitu menjadi lebih mahal karena sanggup membiaskan makna sahabat yang kami sepakati dari awal.

kejujuranku,pengakuanku,rahasiaku,egoisku harus berujung dalam ketidakpastian sebuah persahabatan.beberapa media komunikasi telah aku coba untuk minta penjelasan dan kejelasan atas semua tragedi YM-an,tapi nampaknya belum menunjukkan hasil.

dia beku,dingin,marah,sibuk,benci atau juga malah senang aku sendiri juga tak tahu.
beberapa sms,beberapa sapaan di media chating hanya menjadikan aku nampak bagai pecundang.

sahabat,tanpa kau perlakukan begini pun aku telah menjadi pecundang!!!.dalam semua hal.tapi kalau aku boleh meminta satu kali ini saja:

jangan jadikan aku pecundang dalam persahabatan ini,tanpa aku tahu duduk permasalahannya.aku hanya berharap kamu sudi meluangkang beberapa detik untuk mengirimkan beberapa kata dalam sms.apapun itu,kan aku abadikan dalam bingkai bernama 'persahabatan'

0 comments:

Posting Komentar

silahkan cuih disini: